Ketika menabung, kamu tidak hanya menyimpan uang, tapi harus dapat dikembangkan melalui bunga bank. Nah, hal inilah yang terjadi ketika kamu punya deposito bank, mendapatkan bunga dalam jangka waktu tertentu. Lantas, bagaimana cara menghitung bunga deposito?
Pasalnya deposito punya persentase yang berbeda dari setiap bank. Biasanya bunga deposito dihitung per tahunnya. Namun, kamu juga bisa menghitung berapa bunga deposito yang kamu dapatkan setiap bulannya.
Penasaran? Yuk, simak pemaparan lengkapnya berikut ini.
Pengertian Deposito
Sebelum tahu cara menghitung bunga deposito, penting untuk memahami pengertian deposito terlebih dahulu. Deposito adalah simpanan yang hanya dapat dicairkan pada masa jatuh tempo atau jangka penyimpanan dana.
Deposito memungkinkanmu untuk menyimpan dana pokok atau pertama dalam jangka waktu yang bisa kamu tentukan (bisa 3, 6, 9, hingga 12 bulan) lalu mengembangkan dana tersebut dengan bunga deposito.
Selain hanya bisa dicairkan dalam jangka waktu tertentu, berikut juga beberapa ciri deposito:
- Bunga akan otomatis dibatalkan jika nasabah mencairkan deposito sebelum waktunya.
- Total bunga deposito normalnya diberikan pada saat jatuh tempo, tapi ada beberapa bank yang memberikan bunga per bulan.
- Pada beberapa bank, kamu bisa memakai fitur automatic roll over (ARO) untuk pokok depositonya.
- Kamu bisa menabung deposito dalam rupiah serta valuta asing.
Jika dibaca sekilas, mungkin deposito tidak jauh berbeda dari tabungan reguler. Namun, keduanya punya perbedaan yang signifikan, lho!
Deposito vs Tabungan Reguler
Pembeda utama antara deposito dengan rekening tabungan biasa adalah suku bunga simpanan yang ditawarkan jauh lebih tinggi. Jika menambah saldo tabungan biasa, kamu hanya mendapatkan suku bunga satu hingga dua persen per tahunnya.
Nah, sementara rekening deposito akan memberikan suku bunga minimal empat hingga enam persen per tahunnya.
Contohnya Deposito Reguler Bank Saqu yang menawarkan suku bunga 6% per tahunnya dengan setoran minimal Rp100.000 saja. Mau tahu lebih jauh? Yuk, pelajari selengkapnya di halaman ini.
Lebih lanjut, dengan perbedaan tersebut, deposito dan tabungan reguler dapat digunakan dengan cara yang berbeda. Contohnya kamu ingin membeli laptop baru di tahun 2026 nanti, maka kamu dapat memanfaatkan bunga deposito dan menyimpannya dalam jangka waktu 12 bulan. Pada akhir masa tempo kamu akan menerima uang yang lebih banyak:
setoran dana awal + bunga deposito per tahun (hingga 6%), setelah dikurangi pajak
Biar kamu tidak bingung cara menghitung bunga deposito, berikut jenis dan simulasi perhitungannya masing-masing.
Cara Menghitung Bunga Deposito
Seperti yang sudah dipaparkan, kamu akan menerima bunga umumnya pada akhir masa tempo, tapi tidak menutup kemungkinan juga bunga diberikan setiap bulan.
Berikut adalah cara menghitung bunga deposito berdasarkan dua situasi di atas.
1. Bunga deposito setelah jatuh tempo
Cara menghitung ini akan memberikanmu informasi total keuntungan dari penempatan deposito saat jatuh tempo (berdasarkan jangka yang kamu tentukan):
Total akhir = setoran awal + (bunga deposito - pajak bunga deposito)
Berikut cara menghitung bunga deposito:
Bunga deposito = setoran awal x suku bunga x jangka waktu/jumlah hari dalam 1 tahun
Sementara itu, untuk menghitung pajak bunga deposito, pakai rumus berikut:
Pajak bunga deposito = bunga deposito x persentase pajak
Sebelum melakukan simulasi atas rumus-rumus di atas, ketahui dulu beberapa catatan berikut:
- Jangka waktu dihitung dalam satuan hari
- Jumlah hari dalam 1 tahun adalah 365 (non-kabisat) dan 366 hari (kabisat)
Simulasi:
Sara berniat untuk membuka rekening deposito dengan setoran awal sebesar Rp15 juta dengan periode atau jangka waktu penyimpanan selama 12 bulan. Suku bunga deposito yang diberikan adalah 6%, dengan besaran pajak bunga deposito per tahun adalah 20%.
Hal pertama yang dihitung adalah bunga deposito: setoran awal x suku bunga x jangka waktu/jumlah hari dalam 1 tahun.
= (Rp15.000.000 x 6% x 365) / 365
= Rp328.500.000 / 365
= Rp900.000 (keuntungan bunga deposito sebelum pajak)
Selanjutnya adalah perhitungan pajak bunga deposito: bunga deposito x persentase pajak.
= Rp900.000 x 20%
= Rp180.000
Nah, terakhir adalah menghitung total deposito: setoran awal + (bunga deposito - pajak bunga deposito)
= Rp15.000.000 + (Rp900.000 - Rp180.000)
= Rp15.000.000 + Rp720.000
= Rp15.720.000
Maka setelah 12 bulan, Sara akan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp720.000.
2. Bunga deposito per bulan
Nah, jika kamu mau tahu berapa keuntungan yang kamu dapatkan setiap bulannya dalam periode deposito, berikut ini rumusnya:
(Setoran awal x suku bunga deposito x 30 hari x 80%) / 365 hari
Angka 80% didapatkan dari persentase pemasukan setelah kena pajak bunga deposito, yakni 20%.
Simulasi:
Sara ingin tahu keuntungan per bulan yang akan diterima dengan deposito serupa, yakni setoran awal sebesar Rp15 juta dengan jangka waktu penyimpanan 12 bulan. Suku bunga deposito yang diberikan adalah 6%.
= (6% x Rp15.000.000 x 30 x 80%) / 365
= Rp21.600.000 / 365
= Rp59.178
Dengan begitu selama 12 bulan penempatan deposito, keuntungan bersih deposito per bulannya adalah Rp59.178.
Itulah pemaparan lengkap tentang cara menghitung bunga deposito. Kamu dapat memanfaatkan deposito dan suku bunga yang lebih tinggi dari tabungan reguler untuk keperluan di masa depan.
Sudah yakin mau punya rekening deposito? Yuk, buka rekening Bank Saqu dan dapatkan berbagai keuntungan!
Ada Deposito dari Bank Saqu yang tawarkan suku bunga tinggi untuk kamu! Selain tabung, kamu juga tetap dapat cuan! Pilih antara Deposito Reguler atau Busposito dengan bunga mulai dari 4,25% hingga 6% per tahun.
Pelajari selengkapnya tentang deposito Bank Saqu di sini atau langsung buka rekening Bank Saqu lewat aplikasi Android dan iOS.