Saku 101

Hedonisme: Pengertian, Ciri, Penyebab, hingga Cara Mengatasinya

18 Feb 2025

thumbnail

Penganut hedonisme sering menggunakan “You Only Live Once (YOLO)” sebagai pembenaran atas setiap keputusannya. Secara sederhana, hedonisme adalah paham untuk selalu mengejar kesenangan dan menghindari rasa sakit.

Sekilas tak ada yang salah dari definisi sederhana ini, tapi sejatinya hedonisme memiliki konsekuensi serius. Bukan cuma egoistik, tapi juga bisa merusak diri sendiri jika tidak disikapi dengan bijak.

Nah, di artikel ini kamu akan diajak memahami apa itu hedonisme, ciri-ciri, penyebab, dampak, hingga cara mengatasinya. Berikut informasi selengkapnya!

Mengenal Hedonisme

Melansir Wikihow, istilah hedonisme berasal dari Bahasa Yunani Kuno, ἡδονή (hēdonē), yang berarti kesenangan. Sederhananya, hedonisme didefinisikan sebagai paham atau perilaku yang hanya mengejar kesenangan dan menghindari kesengsaraan dengan melakukan segala cara.

Namun, hedonisme sebenarnya bisa memiliki konotasi yang berbeda tergantung konteksnya. Supaya lebih mudah, silakan pahami definisi berikut ini:

  • Menurut Jeremy Bentham, filsuf utilitarian: Hedonisme adalah prinsip untuk menilai baik buruknya tindakan manusia berdasarkan kemampuannya untuk menghasilkan kebahagiaan (pleasure) dan menghindari penderitaan (pain).
  • Menurut Epicurus, filsuf Yunani kuno: Hedonisme adalah tentang pencarian kebahagiaan melalui hal-hal sederhana, seperti kedamaian batin, ketenangan pikiran, dan kebebasan dari rasa sakit atau kekhawatiran.
  • Menurut Richard Hare, filsuf moral: Dalam konteks yang lebih modern, definisi hedonisme bisa sangat subjektif dilihat berdasarkan kontribusinya terhadap kebahagiaan seseorang.

Ciri-ciri Gaya Hidup Hedonis

Meski tidak ada definisi baku soal hedonisme, tapi mari kita sepakati bahwa hedonisme yang dimaksud dalam artikel ini adalah tendensi seseorang untuk hanya mengejar kesenangan dan menghindari kesulitan. Ada pun ciri-cirinya ditunjukkan melalui beberapa aspek berikut:

1. Menjadikan Kebahagiaan sebagai Tujuan Akhir

Para hedonis menjadikan kesenangan sebagai tujuan akhir dengan melakukan segala cara untuk menghindari rasa sakit, kesulitan, ketidaknyamanan, maupun ketidakbahagiaan. 

Mereka membuat prioritas atas sesuatu berdasarkan kontribusinya dalam menghasilkan kesenangan.

2. Menikmati Konsumerisme dan Kemewahan

Beberapa penganut gaya hidup hedon memperoleh kesenangan dari membeli barang dan pengalaman. Mereka tidak segan mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan sesuatu yang membuat mereka bahagia. Contohnya adalah dengan memanjakan diri membeli barang-barang mewah bernilai fantastis.

3. Pilih-pilih dengan Siapa Mereka Berteman

Ini bukan tentang sikap selektif memilih circle pergaulan, penganut hedonisme akan “menyingkirkan” orang-orang yang mereka anggap tidak bisa memberikan manfaat dan kesenangan. 

Itu membuat mereka dikenal sebagai orang yang pilih-pilih dengan siapa mereka berteman. Misalnya, dengan orang-orang yang memiliki jumlah kekayaan yang sama sehingga bisa melakukan kegiatan menyenangkan bersama.

4. Cenderung Optimis dan Riang

Pandangan hidup seorang hedonis cenderung lebih positif. Mereka memiliki cukup banyak kepercayaan diri untuk menghadapi tantangan. Mereka juga orang yang suka mengambil risiko, berpikiran terbuka, dan bersikap spontan—meski jarang memikirkan konsekuensinya.

5. Hanya Memikirkan Hari Ini

Anak muda menyebutnya "mindful" tetapi hedonisme adalah sesuatu yang berbeda. Penganut paham ini hanya memikirkan bagaimana mereka bisa bersenang-senang hari ini tanpa menyesali masa lalu maupun memikirkan masa depan. 

Misalnya dengan berpikir untuk apa menyiapkan dana pensiun kalau mereka bisa menggunakan uangnya hari ini selagi masih muda.

Penyebab Hedonisme

Dilihat dari karakteristiknya, hedonisme sebenarnya tidak selalu buruk. Namun, segala sesuatu yang dilakukan berlebihan bisa membuat seseorang kehilangan keseimbangannya. Berikut ini adalah beberapa hal yang membuat orang menjadi hedonis.

1. Pengaruh Lingkungan

  • Kesuksesan, kemewahan, dan gaya hidup glamor yang kerap dipromosikan dalam media sosial sehingga mendorong orang untuk mengejar hal yang sama.
  • Lingkungan materialistik yang mendorong seseorang untuk terlihat stand out di hadapan orang lain.
  • Individualisme yang berlebihan, di mana seseorang lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dan keinginannya sendiri ketimbang memikirkan kepentingan bersama.

2. Pengaruh Psikologis

  • Mengalihkan perhatian dari stres atau kesulitan hidup sehingga menjadikan ini sebagai pelarian.
  • Keinginan untuk mendapatkan validasi dari orang lain atas pencapaian material yang dimiliki.
  • Hanya memprioritaskan kebahagiaan jangka pendek dan kenikmatan duniawi karena landasan spiritual, etika, dan edukasi yang kurang kuat.

3. Pengaruh Ekonomi

  • Memiliki akses dan ketersediaan sumber daya berlebih terhadap uang maupun fasilitas mewah.
  • Sebaliknya, ketimpangan ekonomi yang membuat seseorang tidak pernah menikmati kenyamanan tertentu sebelumnya sehingga terobsesi untuk mengejarnya ketika ada kesempatan.

Dampak Negatif Hedonisme

Hedonisme bisa menimbulkan dampak negatif yang cukup signifikan seperti berikut ini.

1. Sikap Berlebihan

Sama halnya dengan makan terlalu banyak yang bisa menyebabkan masalah kesehatan. Menghabiskan uang terlalu banyak juga bisa menyebabkan kesulitan keuangan di masa depan.

2. Tidak Pernah Merasa Puas

Ada sesuatu yang disebut sebagai hedonic treadmill oleh VeryWell Mind. Ini adalah gagasan yang menyatakan bahwa kebahagiaan seseorang, setelah naik atau turun karena pengalaman tertentu, akan selalu kembali ke tingkat sebelumnya. 

Hal inilah yang membuat hedonis tidak pernah puas karena merasa perlu terus mempertahankan kebahagiaan di tingkat tertinggi.

3. Kehilangan Orang-orang Terbaik

Ketika hedonis merasa sudah tidak mendapat manfaat dari sebuah hubungan—baik pertemanan, romansa, atau lainnya, mereka akan melepaskannya. Ini bisa membuat para hedonis merasa sendirian karena tidak mendapatkan dukungan dalam keadaan yang sulit.

Cara Mengatasi Hedonisme

Kamu yang merasa terjebak dalam gaya hidup ini dan ingin keluar darinya. Ada beberapa cara yang bisa membuatmu lepas dari jebakan ini, berikut yang bisa kamu lakukan:

  1. Menemukan kembali tujuan hidupmu karena ini akan membuatmu lebih banyak bersyukur dan merasa bahagia dengan apa yang sudah dimiliki—meski butuh waktu.
  2. Mulai menikmati hal-hal kecil yang sederhana, fokus pada saat ini, dan menikmati setiap prosesnya—walau kadang sulit dan menyengsarakan.
  3. Mengubah rutinitas dan menyuntikkan sedikit “variasi baru”, misalnya dengan aktif terlibat dalam kegiatan amal.
  4. Mengubah circle pertemanan karena ini menjadi faktor yang mendorong seseorang untuk bersikap hedon.
  5. Memperbaiki hubungan dengan orang-orang di sekitar dan tetap terhubung dengan mereka untuk menjaga hubungan kalian tetap kuat.
  6. Melatih diri untuk lebih banyak bersyukur, bisa dengan meningkatkan ibadah, journaling, atau berlatih mindfulness.
  7. Mulai rencanakan masa depan dan miliki tujuan finansial yang jelas untuk menjauhkanmu dari perilaku konsumtif.

Nah, kalau sudah memiliki tujuan finansial yang jelas, maka mestinya kamu sadar bahwa sebagian uangmu perlu ditabung. Entah untuk investasitabungan pendidikan anak, dana pensiun, membangun bisnis, atau rencana strategis lainnya.

Untuk ini, kamu bisa buka rekening baru lewat aplikasi Bank Saqu yang menawarkan banyak penawaran menarik. Cukup download aplikasinya via App Store atau Google Play Store dan kemudahannya ada dalam genggamanmu!