Saku 101

Nabung Tanpa Sengsara, Ini 7 Cara Membagi Penghasilan Bulanan yang Efektif

17 Mar 2025

thumbnail

Pernah nggak, sih, gaji baru masuk tapi tiba-tiba udah habis sebelum akhir bulan? Kalau iya, mungkin cara membagi penghasilan bulanan kamu belum efektif. 

Nah, biar keuangan lebih terkontrol, ada beberapa metode budgeting yang bisa dicoba, mulai dari 50-30-20 sampai zero-based budgeting

Dengan pembagian yang tepat, kamu tetap bisa memenuhi kebutuhan, nabung, dan menikmati hidup tanpa khawatir kantong jebol.

Yuk, baca artikel ini sampai habis dan temukan metode yang paling cocok buat kamu!

Bagaimana Cara Membagi Penghasilan Bulanan?

Menabung bukan sekadar soal punya uang lebih, tapi juga kemampuan mengatur apa yang kita punya, sekecil apapun itu. 

Daripada terus kebingungan tiap akhir bulan, yuk kita bahas cara tepat membagi penghasilan bulanan agar kamu bisa mulai menabung dengan konsisten.

1. Metode 50-30-20

Cara membagi penghasilan bulanan yang paling populer saat ini dan mudah diterapkan adalah dengan metode 50-30-20. 

Simpelnya, metode ini mengajarkan kamu untuk membagi penghasilan menjadi tiga bagian:

  • 50% untuk kebutuhan pokok (bayar kos, transportasi, makanan, tagihan)
  • 30% untuk keinginan (hiburan, nongkrong, belanja)
  • 20% untuk tabungan dan investasi

Misalnya, jika penghasilan bulananmu Rp5 juta, maka:

  • Rp2,5 juta untuk kebutuhan pokok
  • Rp1,5 juta untuk kebutuhan keinginan
  • Rp1 juta untuk tabungan dan investasi

Metode ini fleksibel banget. Soalnya, kamu masih bisa menikmati hidup tanpa lupa nabung. 

2. Metode 40-30-20-10

Kalau kamu ada cicilan KPR, motor, atau utang lain, metode ini bisa lebih cocok:

  • 40% buat kebutuhan hidup
  • 30% buat bayar cicilan/utang
  • 20% buat tabungan jangka panjang
  • 10% buat dana darurat

Dengan cara ini, dana darurat tetap ada, jadi kalau ada kejadian tak terduga, keuangan kamu pun tetap aman. Pemisahan tabungan jangka panjang dan dana darurat itu penting banget, lho. Karena dua hal ini punya tujuan yang berbeda dan sebaiknya nggak dicampur.

3. Prioritaskan Bayar Diri Sendiri Dulu

Tahu nggak kalau cara membagi penghasilan bulanan yang direkomendasikan banyak pakar keuangan adalah dengan "bayar diri sendiri dulu"? 

Maksudnya begini, begitu gaji masuk, langsung sisihkan minimal 10-20% untuk tabungan, baru sisanya dipakai untuk kebutuhan lain.

Misalnya, dari gaji Rp6 juta, kamu langsung transfer Rp1,2 juta (20%) ke rekening terpisah yang tidak mudah diakses. Baru sisa Rp4,8 juta digunakan untuk kebutuhan lainnya.

Menurut AOL, kebiasaan "bayar diri sendiri dulu" bukan hanya membantu meningkatkan disiplin keuangan, tetapi juga membuat proses menabung lebih mudah dan minim stres. 

4. Metode Amplop

Cara membagi penghasilan bulanan yang sempat hits di era 90an tapi tetap cocok buat sekarang adalah metode amplop. Simpel banget, begini caranya:

  1. Labelkan setiap amplop sesuai kategori pengeluaran (makanan, transportasi, hiburan, tagihan, tabungan).
  2. Alokasikan uangmu ke masing-masing amplop sesuai persentase yang sudah ditentukan.
  3. Jika salah satu amplop kosong, stop pengeluaran untuk kategori tersebut.

Meskipun terkesan old-school, metode ini ampuh banget karena kamu bisa langsung melihat sisa uang yang ada di tiap kategori. 

Kalau mau lebih praktis, bisa pakai versi digitalnya dengan rekening terpisah atau aplikasi keuangan yang bisa bikin kategori pengeluaran sendiri.

5. Metode 80-20 untuk Pemula

Kamu baru mulai kerja atau penghasilanmu masih pas-pasan? Coba metode 80-20 buat atur keuangan:

  • 80% untuk semua kebutuhan (gabungan kebutuhan pokok dan keinginan)
  • 20% wajib ditabung atau diinvestasikan

Metode ini simpel dan nggak terlalu bikin stres, tapi tetap bikin kamu terbiasa menabung. Kalau kondisi keuanganmu udah lebih stabil, nanti bisa upgrade ke metode lain.

Seperti kata Robert Kiyosaki, "Bukan seberapa banyak yang kamu hasilkan, tapi seberapa banyak yang kamu simpan, investasikan, dan seberapa lama kamu bisa mempertahankannya."

Jadi sebaiknya kamu mulai saja dulu yang penting konsisten.

6. Buat Rekening Khusus untuk Tiap Tujuan

Biar keuangan lebih rapi dan terkontrol, coba pakai rekening terpisah sesuai tujuan finansialmu:

  • Rekening utama untuk gaji dan pengeluaran rutin
  • Rekening tabungan darurat (3-6 bulan biaya hidup)
  • Rekening impian jangka pendek (liburan, gadget)
  • Rekening impian jangka panjang (DP rumah, pendidikan)
  • Rekening investasi

Dengan pemisahan ini, kamu nggak gampang tergoda buat "colong" tabungan, karena setiap rupiah udah punya tempat dan tujuan masing-masing.

7. Metode Zero-Based Budgeting

Salah satu metode budgeting yang sering dipakai financial planner adalah zero-based budgeting. Intinya, setiap rupiah dari penghasilanmu harus dialokasikan sampai saldo tersisa nol. Eits, bukan berarti uangnya habis ya, tapi semuanya sudah punya tujuan.

Contoh untuk penghasilan Rp7 juta:

  • Kebutuhan pokok: Rp3 juta
  • Transportasi: Rp800 ribu
  • Hiburan: Rp700 ribu
  • Tabungan darurat: Rp700 ribu
  • Investasi: Rp800 ribu
  • Donasi: Rp200 ribu
  • Pengembangan diri: Rp500 ribu
  • Dana liburan: Rp300 ribu

Total: Rp7 juta (nol tersisa)

Kelebihan metode ini? Nggak ada uang yang “keluar” tanpa tujuan. Kamu jadi lebih sadar ke mana uangmu pergi dan bisa mengontrol pengeluaran dengan lebih baik.

Kenapa Orang Indonesia Sulit Menabung?

Nabung itu penting, tapi kenyataannya banyak orang Indonesia masih kesulitan buat menyisihkan uang. Kenapa, sih?

  • Gaya hidup konsumtif: FOMO (Fear of Missing Out) bikin banyak orang, terutama anak muda, tergoda buat hidup "kekinian" yang mahal.
  • Harga naik, gaji nggak naik: Biaya hidup terus meningkat, sementara kenaikan gaji sering nggak sebanding.
  • Kurang edukasi keuangan: Banyak yang masih bingung cara mengatur uang karena literasi finansial di Indonesia masih rendah.
  • Tekanan sosial: Budaya "gengsi" bikin orang rela boros demi kelihatan sukses di depan teman atau keluarga.
  • Nggak punya anggaran tertulis: Banyak yang cuma "kira-kira" saat ngatur uang, jadi akhirnya gampang kebobolan.

Mengatur penghasilan bulanan itu memang butuh disiplin, tapi hasilnya sepadan, kok. Keuangan jadi lebih terkontrol, tujuan finansial lebih cepat tercapai, dan kamu juga nggak perlu pusing setiap akhir bulan. 

Namun, kita juga tahu bahwa hidup kadang nggak bisa diprediksi, kan? Ada aja kebutuhan mendadak yang bikin anggaran jadi goyah.

Nah, kalau lagi butuh dana tambahan tanpa mengganggu tabunganmu, Saku Kredit dari Bank Saqu bisa jadi pilihan, nih. Prosesnya cepat, tanpa ribet, dan bisa bantu kamu tetap on track dengan rencana keuanganmu. Paling penting, gunakan dengan bijak sesuai kebutuhan, ya.