Reksadana adalah pilihan investasi modal rendah dan tepat untuk jangka panjang. Kamu juga akan punya portofolio investasi yang lebih beragam dengan reksadana yang bisa membuat cuanmu akan semakin banyak!
Sebelum mulai investasi, penting banget untuk mempelajari serba-serbi reksadana yang ada di bawah ini!
Pengertian Reksadana
Reksadana adalah jenis dan portofolio investasi yang didanai oleh beberapa investor sekaligus untuk membeli unit atau instrumen investasi.
Ketika seorang investor membeli unit reksadana, mereka memperoleh kepemilikan sebagian atas seluruh aset yang dimiliki oleh reksadana tersebut.
Melansir Investopedia, kinerja reksadana bergantung pada aset yang ada di dalamnya, jika mayoritas saham dalam reksadana mengalami kenaikan, maka nilai reksadana juga akan meningkat. Sebaliknya, jika nilai aset menurun, maka nilai reksadana juga ikut turun.
Saat berinvestasi dalam reksadana, kamu mempercayakan pengelolaan dana kepada manajer investasi profesional yang akan mengambil keputusan investasi atas nama investor.
Manajer investasi ini melakukan riset terhadap peluang investasi, memilih sekuritas yang tepat, serta memantau kinerja portofolio berdasarkan tujuan investasi reksadana.
Sebelum mempercayakan reksadana pada seorang manajer, kamu harus menentukan profil risiko yang akan membantu mereka menentukan strategi serta memprediksi keuntungannya.
Lebih jauh, berikut adalah ciri-ciri reksadana:
- Investor reksadana tidak secara langsung memiliki saham atau aset lain yang ada dalam reksadana, tetapi mereka berbagi keuntungan atau kerugian dari keseluruhan portofolio reksadana.
- Bentuk utama reksadana adalah diversifikasi aset investasi.
- Modal investasi yang cukup terjangkau, meski begitu tetap ada biaya yang dikenakan dalam proses manajemen hingga penjualan.
Jenis Reksadana
Terdapat berbagai jenis reksadana yang dirancang untuk memenuhi berbagai gaya dan tujuan investasi, dilansir dari Nerdwallet:
1. Reksadana saham
Reksadana saham memiliki potensi keuntungan terbesar, tetapi juga risiko yang lebih tinggi dibandingkan jenis reksadana lainnya. Pergerakan harga saham yang fluktuatif dapat sangat memengaruhi kinerja reksadana ini. Beberapa jenis reksadana saham meliputi:
- Growth Funds: Berfokus pada saham-saham yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi.
- Income Funds: Memilih saham-saham yang memberikan dividen rutin sebagai sumber pendapatan bagi investor.
- Sector Funds: Berinvestasi pada saham dalam sektor tertentu, seperti teknologi, kesehatan, atau energi.
2. Reksadana Obligasi
Reksadana obligasi biasanya memiliki risiko lebih rendah dibandingkan reksadana saham. Jenis obligasi yang terkandung dalam reksadana ini beragam, mulai dari obligasi pemerintah hingga obligasi korporasi.
Penting bagi investor untuk meneliti masing-masing reksadana obligasi guna memahami tingkat risiko dan potensi imbal hasilnya.
3. Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang menawarkan risiko paling rendah dengan potensi imbal hasil yang juga lebih kecil dibandingkan jenis lainnya.
Biasanya, reksadana ini digunakan sebagai tempat sementara untuk menyimpan dana sebelum dialokasikan ke investasi lain atau sebagai dana darurat karena likuiditasnya yang tinggi.
4. Reksadana Pendapatan Tetap
Jenis reksadana ini dirancang untuk memberikan aliran pendapatan yang stabil bagi investor. Biasanya, dana investasi dialokasikan ke obligasi pemerintah atau obligasi korporasi berkualitas tinggi.
Tujuan utama dari reksadana ini bukan untuk meningkatkan nilai investasi secara signifikan, tetapi untuk memberikan cash flow yang konsisten, sehingga sering menjadi pilihan bagi investor yang berinvestasi untuk dana pensiun.
5. Reksadana Indeks
Reksadana indeks dirancang untuk meniru kinerja indeks pasar tertentu, seperti indeks S&P 500 atau IDX30. Karena dikelola secara pasif, biaya pengelolaannya lebih rendah dibandingkan dengan reksadana yang dikelola secara aktif.
Reksadana ini sering kali menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan reksadana aktif karena efisiensi biaya dan strategi investasi jangka panjangnya.
6. Reksadana Campuran
Dalam reksadana campuran, manajer investasi akan mengalokasikan investasi pada berbagai instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, dan pasar uang. Tujuan utama dari reksadana ini adalah diversifikasi untuk mengurangi risiko.
Karena terdiri dari berbagai jenis aset, reksadana campuran sering disebut sebagai asset-allocation fund yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara risiko dan potensi imbal hasil.
Kelebihan Investasi Reksadana
1. Mudah
Setelah menemukan reksadana dengan rekam jejak yang baik, peran investor menjadi lebih sederhana.
Manajer investasi akan menangani seluruh proses pemilihan, pengelolaan, dan penyeimbangan portofolio, sehingga investor tidak perlu melakukan analisis atau pemantauan intensif.
2. Biaya dan modal rendah
Biaya investasi dalam reksadana semakin terjangkau, terutama dengan adanya reksadana pasif seperti reksadana indeks.
Jenis reksadana ini menawarkan cara yang lebih hemat biaya untuk berinvestasi dalam berbagai aset sekaligus, dibandingkan dengan membeli saham atau obligasi secara individual.
3. Diversifikasi
Reksadana memungkinkan investor untuk memiliki portofolio yang terdiversifikasi tanpa harus membeli dan mengelola banyak aset secara terpisah. Dengan hanya satu produk investasi, investor bisa mendapatkan eksposur ke berbagai saham, obligasi, atau instrumen keuangan lainnya yang membantu mengurangi risiko.
4. Dikelola oleh profesional
Salah satu keunggulan utama reksadana adalah adanya manajer investasi yang berpengalaman dalam mengelola portofolio. Dengan modal yang relatif kecil, investor dapat memanfaatkan keahlian profesional dalam melakukan analisis, pemilihan aset, serta strategi investasi yang optimal.
5. Transparansi
Reksadana tunduk pada regulasi industri yang memastikan transparansi, akuntabilitas, dan perlindungan bagi investor. Selain itu, informasi mengenai aset yang terkandung dalam reksadana dapat dengan mudah diakses melalui berbagai platform keuangan, sehingga investor dapat memantau kinerja investasi mereka kapan saja.
Tips Investasi Reksadana
Meskipun mudah dan modal kecil, kamu tetap harus berhati-hati dalam investasi reksadana. Berikut adalah tips pentingnya:
- Pilih platform investasi yang telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
- Sesuaikan pilihan reksadana dengan tujuan investasimu, profil risiko, modal, potensi keuntungan dan biaya.
- Pantau kinerja investasi secara berkala untuk membuat keputusan tepat.
- Lakukan penjualan saat dibutuhkan atau momen urgent.
Itulah serba-serbi reksadana untuk pertimbanganmu menentukan instrumen investasi. Selain reksadana, kamu pun bisa dapat cuan dengan investasi rendah risiko seperti deposito. Nah, Bank Saqu menyediakan program deposito dengan suku bunga hingga 6% p.a dengan modal kecil.
Tertarik? Yuk, pelajari program Deposito Reguler Bank Saqu di halaman ini atau langsung buka rekeningnya di aplikasi Android dan iOS!