Saku 101

Bunga Bank Bikin Pusing? Cek Jenis dan Cara Menghitungnya!

15 Apr 2025

thumbnail

Kalau kamu punya tabungan di bank atau pernah pinjam uang dari bank, pasti udah nggak asing lagi dengan istilah "bunga bank". Namun, udah paham belum apa sebenarnya bunga bank itu dan gimana cara kerjanya? 

Buat kamu yang mau lebih ngerti soal keuangan, artikel ini akan memebahas bunga bank secara lengkap. Mulai dari definisi, jenis-jenisnya, sampai hal penting lainnya yang wajib kamu tahu.

Definisi Bunga Bank

Bunga bank adalah imbal hasil atau biaya yang dikenakan oleh bank kepada nasabah atas pinjaman atau simpanan yang mereka miliki. 

Dengan kata lain, kalau menabung di bank, kamu akan mendapatkan bunga sebagai bentuk keuntungan dari uang yang kamu simpan. Sebaliknya, kalau meminjam uang dari bank, kamu harus membayar bunga sebagai biaya penggunaan dana tersebut.

Di Indonesia, bunga bank diatur oleh Bank Indonesia (BI) dan dipengaruhi oleh suku bunga acuan BI (BI Rate). Misalnya, kalau BI Rate turun, biasanya bunga pinjaman juga ikut turun, jadi cicilan bisa lebih ringan. Sebaliknya, kalau BI Rate naik, bunga pinjaman bisa ikut naik juga.

Jenis-Jenis Bunga Bank

Ada beberapa jenis bunga bank yang perlu kamu ketahui, terutama kalau kamu sering berurusan dengan perbankan.

1. Bunga Tetap (Fixed Interest Rate)

Bunga tetap artinya besarannya nggak berubah selama periode tertentu. Misalnya, kalau kamu ambil pinjaman dengan bunga tetap 10% per tahun, ya segitu terus sampai tenor pinjaman selesai.

Keuntungan dari bunga tetap ini adalah kepastian jumlah cicilan yang harus kamu bayar tiap bulan. Jadi, kamu bisa lebih mudah mengatur keuangan karena nggak perlu khawatir bunga naik tiba-tiba. 

Bunga tetap ini biasanya digunakan untuk pinjaman jangka panjang seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Meski lebih stabil, bunga tetap kadang sedikit lebih tinggi dibanding bunga mengambang karena bank menanggung risiko fluktuasi suku bunga di masa depan.

2. Bunga Mengambang (Floating Interest Rate)

Nah, kalau bunga mengambang ini bisa berubah sesuai kondisi pasar dan kebijakan bank. Biasanya, bunga ini mengikuti BI Rate. Jadi kalau BI Rate naik, bunga pinjaman kamu bisa ikut naik. Sebaliknya, kalau turun, cicilan kamu bisa jadi lebih ringan.

Sistem bunga mengambang ini sering diterapkan pada KPR dengan jangka waktu panjang. Di awal pinjaman, biasanya bank menawarkan bunga promo yang lebih rendah selama 1-2 tahun pertama. Setelah itu, bunga akan mengikuti kondisi pasar. 

Risiko utama dari bunga mengambang adalah cicilan bulanan yang bisa naik sewaktu-waktu, tergantung kebijakan BI dan kondisi ekonomi. Jadi, buat kamu yang nggak suka ketidakpastian, mungkin perlu mempertimbangkan pilihan lain.

3. Bunga Flat

Bunga flat sering digunakan dalam kredit kendaraan bermotor atau pinjaman konsumtif lainnya. Perhitungannya simpel banget, bunga dihitung dari jumlah pinjaman awal dan dibagi rata selama masa cicilan. 

Misalkan kamu mengajukan pinjaman sebesar Rp10 juta dengan tenor 24 bulan dan bunga 10% per tahun.

  • Angsuran pokok per bulan = Rp10.000.000 / 24 = Rp416.667
     
  • Angsuran bunga per bulan = (10% / 12) × Rp10.000.000 = Rp83.333
     
  • Total angsuran per bulan = Rp416.667 + Rp83.333 = Rp500.000

Keunggulan bunga flat adalah cicilan yang lebih mudah diprediksi karena jumlahnya tetap. Biasanya sistem ini digunakan pada kredit tanpa agunan (KTA) atau leasing kendaraan. 

Namun, kekurangannya adalah dibandingkan dengan bunga efektif, total pembayaran bunga pada sistem flat sering kali lebih tinggi karena dihitung dari pokok utang awal, bukan dari saldo utang yang tersisa.

4. Bunga Efektif

Beda sama bunga flat, bunga efektif dihitung berdasarkan saldo utang yang tersisa. Jadi, makin kecil sisa utang kamu, makin kecil juga bunga yang harus dibayar. Biasanya, sistem ini dipakai buat KPR (Kredit Pemilikan Rumah).

Rumus Perhitungan Bunga Efektif

  • Angsuran pokok per bulan = Pokok pinjaman / Jumlah bulan kredit
     
  • Bunga bulan ke-n = {Pokok pinjaman - [(n - 1) × angsuran pokok]} × (Suku bunga / 12)
     
  • Total angsuran ke-n = Angsuran pokok + Bunga bulan ke-n

Contoh Perhitungan:

Misalnya, kamu mengambil KPR sebesar Rp360 juta dengan tenor 5 tahun (60 bulan) dan bunga 10% per tahun.

  1. Angsuran pokok per bulan = Rp360.000.000 / 60 = Rp6.000.000
     
  2. Bunga bulan pertama:
    = {Rp360.000.000 - [(1 - 1) × Rp6.000.000]} × (10% / 12)
    = Rp360.000.000 × (10% / 12)
    Rp3.000.000
    Total angsuran bulan pertama = Rp6.000.000 + Rp3.000.000 = Rp9.000.000
     
  3. Bunga bulan kedua:
    = {Rp360.000.000 - [(2 - 1) × Rp6.000.000]} × (10% / 12)
    = (Rp360.000.000 - Rp6.000.000) × (10% / 12)
    = Rp354.000.000 × (10% / 12)
    Rp2.950.000
    Total angsuran bulan kedua = Rp6.000.000 + Rp2.950.000 = Rp8.950.000

Bisa dilihat, seiring waktu bunga yang dibayarkan akan semakin kecil.

Keunggulan bunga efektif adalah sistem ini lebih adil dibanding bunga flat, karena bunga yang dibayarkan terus menurun seiring berjalannya waktu. 

Cicilan awal memang lebih besar, tetapi seiring berkurangnya saldo utang, beban bunga juga berkurang.

Kalau kamu berencana melunasi pinjaman lebih cepat, sistem bunga efektif bisa jadi pilihan yang lebih menguntungkan dibanding bunga flat.

5. Bunga Anuitas

Bunga anuitas adalah kombinasi antara bunga efektif dan sistem cicilan tetap. Dengan skema ini, pembayaran di awal lebih banyak dialokasikan untuk bunga, sementara di akhir masa pinjaman lebih banyak dialokasikan untuk pokok utang. Skema ini sering digunakan dalam pinjaman jangka panjang seperti KPR.

Kenapa Kamu Harus Paham dengan Bunga Bank?

Bunga bank itu penting banget karena bisa mempengaruhi kondisi keuanganmu. Kalau kamu menabung, pasti kamu ingin bunga yang tinggi. Namun kalau berencana meminjam uang, tentu kamu ingin bunga serendah mungkin supaya cicilan tetap ringan.

Nah, kalau melihat data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2025, suku bunga kredit konsumsi bisa bervariasi tergantung jenis bank:

  • Bank milik pemerintah: sekitar 9,08% per tahun
  • Bank daerah: sekitar 10,37% per tahun
  • Bank swasta nasional: sekitar 11,52% per tahun
  • Bank asing & joint venture: bisa mencapai 29,12% per tahun!

Artinya, kalau kamu mau ambil kredit, penting banget buat membandingkan bunga dan memilih yang paling menguntungkan.

Nah, kalau kamu butuh dana cepat tanpa ribet, Saku Kredit dari Bank Saqu bisa jadi pilihan yang pas, nih. Limitnya bisa sampai Rp30 juta, bebas dipakai buat tarik tunai atau cicilan. 

Cicilan juga ringan karena bisa dipilih sampai 12 bulan, jadi nggak bikin kantong kamu jebol. Tenang, nggak ada biaya tersembunyi, semuanya transparan. Menariknya, semua bisa diatur langsung dari aplikasi Bank Saqu, lho.

Mau tarik pinjaman atau ubah transaksi jadi cicilan? Tinggal klik, beres! Yuk, pakai Saku Kredit dan bikin keuanganmu lebih gampang!